Sejarah Samin Di Bojonegoro
Desa Margomulyo, Kec Margomilyo, Kab Bojonegoro Jawa Timur terdapat sebuah dusun yang terletak ada di tengan-tengan hutan jati dan tepat berada di perbatasan Kota Ngawi. Dusun tersebut bernama dusun jepang, di dusun jepang tersebut hidup seorang kakek keturunan Ki Samin dan tujuh anaknya. Kakek tersebut bernama Harjo Kardi, yang akrab di sebut dengan Mbah Harjo atau Mbah Kardi . Mbah Harjo Kardi adalah cicit dari R. Surontiko yang bergelar Ningrat Jawa R. Surowijoyo.
Menurut narasumber Mbah Harjo, dari R. Surowijoyo yang masih keturunan Raja, sejak kecil didik oleh orang tuanya (Raden mas Adipati Brotoningrat) mengenal lingkungan kerajaan. Setelah R. Suryowijoyo berabjak dewasa orang tuanya memikirkan penderitaan rakyat dalam penjajahan orang belanda.. Berangan-angan ingin meninggalkan kehidupan kerajaan, dan membaur rakyat jelata dan melawan penjajah.
Pada suatu hari dengan langkah mantap R. Suryowijayo keluar dari istana dan mulai membaur dengan rakyat jelata. Selanjutnya R. Suryowijoyo sering merampok orang kaya yang menjadi kaki tangan Belanda, kemudian hasil rampokan tersebut dibagi-bagikan kepada orang miskin.
Pada tahun 1840 R. Suryowijoyo mendirikan perkumpulan pemuda yang di berinama “TIYANG SAMI AMIN” Dari nama perkumpulan pemuda itulah muncul istilah Samin.